Sunday, August 21, 2011

"Eh, situ puasa?"

Mungkin itu pertanyaan yang agak sering diutarakan orang saat saya bilang kalau saya puasa. Puasa atau tidak puasa itu merupakan kehendak dan hak masing-masing, dan urusannya dengan Tuhan nanti. Namun, bagi saya sendiri belakangan ini puasa saya jalankan menjadi suatu tradisi. Mengapa demikian?

Saya memiliki alasan tersendiri yang mungkin orang terdekat saya sudah memahaminya. Saya tumbuh di keluarga liberal, di mana saya bebas menentukan agama apa yang akan saya jalankan dan yakini. Dari TK sampai SD saya ditanamkan pendidikan agama islam, mulai dari mengaji sampai ikut pesantren ramadhan. Itu semua saya jalankan karena merupakan suatu kewajiban. Lalu SMP sampai SMA saya berada di sekolah berlandaskan agama katolik. Namun, tunggu dulu, di sekolah saya ini kami diajarkan semua agama, tidak ditekankan pada agam katolik saja, tetapi semua agama, diambil nilai-nilainya. Kembali lagi dalam hal puasa, saya kuat untuk puasa, di mana yang lain cukup sering "sengaja batal", saya kadang hanya terucap di mulut, tetapi di dalam hati sebenarnya sangat ragu. Namun, tidak bisa bohong kalau saya pernah sengaja batal haha. Oya, hal lainnya adalah saya tidak ibadah. Bagi sebagian orang akan berpikir saya seperti sekarang ini merupakan akibat dari keluarga saya dan sekolah saya. Saya sendiri tidak merasa demikian, saya seperti ini sepenuhnya merupakan keputusan saya. Keputusan yang tidak sepenuhnya dapat digambarkan sebagai suatu "keputusan", tetapi masih dalam tahap pertimbangan. Saya ingin yakin sepenuhnya pilihan saya. Tidak ada keraguan sedikit pun yang timbul dan nantinya saya akan menjalaninya dengan baik. Sekali lagi saya bukanlah atheis, saya percaya dengan-Nya, yaitu Tuhan. Jelas Dia ada dan saya tetap menjalin hubungan dengan cara saya sementara ini sampai saya tahu cara yang saya sangat yakini. Jika orang lain memandang saya aneh, silahkan, itu merupakan hak mereka. Dan saya juga punya hak akan hidup saya ini :)

Tuesday, July 26, 2011

Bahasa (lagi)

IPB (Ilmu Pengetahuan Bahasa)

Yap, itu adalah jurusan kelas yang saya pilih pada tahun 2008, di mana saat itu telah dilakukan penjurusan saat saya kelas 11 di SMA. IPB, merupakan jurusan yang jarang dipilih orang, bisa dilihat dari jumlah murid yang memasuki kelas ini. Saya mungkin telah berkali-kali menceritakan mengenai kelas ini, memang untuk yang satu ini jika dibahas tidak akan ada habisnya. Saya begitu bangga akan kelas ini. Mengapa? Bagi saya selain kenyamanan, saya mendapatkan rasa kekeluargaan yang besar. Saya mendapatkan keluarga baru saat saya memasuki jurusan ini. Hal ini disebabkan karena kami yang memasuki jurusan ini, akan terhubung oleh angkatan-angkatan bahasa lainnya diatas kami, baik 1 tahun diatas kami, sampai ada yang 3 tahun diatas kami. Mereka menyambut kami dengan sangat baik, kami sudah dianggap menjadi bagian dari mereka, tanpa sungkan, tidak perlu memanggil nama sapaan seperti "kakak" untuk menunjukan sopan santun, walaupun beberapa dari kami melakukannya, itu bukan masalah. Kami pernah melakukan reuni cukup besar untuk jurusan bahasa, yaitu dari angkatan tahun 2006 sampai yang baru masuk pada tahun itu adalah angkatan 2009. Kami berkumpul bersama, memang tidak terlalu menyatu karena susunan serta bentuk acara yang kurang mengakrabkan kita, tetapi itu bukan masalah, kita tetap saling berusaha mengenal.

Hari ini kembali terjadi, kami jurusan bahasa berkumpul kembali, mulai dari angkatan saya, yaitu 2008 sampai yang baru saja masuk angkatan 2011. Awalnya saya hanya datang sendiri dan mengalami momen canggung di mana saya merasa sangat tua diantara anak-anak lainnya yang masih memakai seragam. Namun, atas bantuan dari angkatan bawah saya persis yang cukup dekat dengan saya, saya mulai agak mengenal sedikit mereka, ya sedikit. Setelah angkatan saya bertambah dua orang, saya semakin mengenal mereka dan semakin merasa senang dengan mereka. Saya senang dengan pertemuan yang selalu kita adakan setiap setahun sekali ini.

Hal menarik yang terjadi adalah mereka sangat antusias bertanya kepada kami yang sudah kuliah tentang kehidupan kuliah dan bagaimana kuliah itu. Disamping menggosip tentang guru yang memang tidak ada habisnya juga, itu SUPER! Oke hal menarik bagi saya adalah jurusan saya paling dipertanyakan dan paling jarang ditanyakan oleh mereka karena tidak ada yang tertarik. Disaat teman saya yang lain ditanya mengenai banyak hal tentang jurusan mereka, saya agak menganggur karena jurusan saya yang jarang dipilih oleh orang waras sepertinya hahaha, Oya, pertanyaan mereka, kenapa saya bisa suka antropologi? Itu sebenarnya pertanyaan yang paling susah saya jawab. Jika saya menjawab, karena saya suka kebudayaan Indonesia, itu terlalu klise. Jadi jawaban saya mungkin mudah saja, karena saya mencintai bidang tersebut. Lebih klise kan dari yang sebelumnya? Tapi percayalah, semua hal yang berasal dari hati dan dari niat atau kecintaan akan sesuatu hal, pasti kalian seterusnya akan mudah dalam menjalaninya. Dalam hal ini saya menerapkan dalam memilih jurusan, bahasa dan antropologi adalah dua hal yang saya pilih menggunakan hati.

Di posting sebelumnya saya mungkin sudah pernah mengatakan tentang keyakinan untuk menjalankan sesuatu, terutama dalam jurusan tidak populer seperti yang saya pilih. Lihat dimana kecintaan kalian berada, yakinilah dan kalian akan mudah dalam perjalanannya.
Terima kasih kepada anak bahasa yang berkumpul hari ini dan yang tidak berkumpul tetapi masih menjadi bagian dari anak bahasa, semoga kita tetap seperti ini sampai kapan pun.

Sunday, July 24, 2011

Road Trip

Lama banget sejak terakhir kali gue nulis di blog ini. Untuk tulisan kali ini gue akan nulis dengan bahasa yang mungkin lebih santai, yaitu dengan "gue", mari tinggalkan "saya" sejenak.

Dan, apa kabar semua? Liburan kalian menarik? Liburan gue sejauh ini bisa dikatakan cukup menarik. Oya, sebelum membahas liburan, selama ini gue menghilang dari dunia menulis di blog karena terlalu hanyut dalam asyiknya duniawi. Ya, gue terlalu sering, kalo anak Jakarta bilang, gue terlalu sering gaoul (dibaca dengan logat anak Jekarda). Kalo temen gue yang satu lagi tergolong kura-kura alias kuliah rapat kuliah rapat, gue lebih menjurus ke kuliah nagkring kuliah nangkring. Entah gue akan berakhir nangkring dimana, yang pasti bukan di rumah. Yah, jadi untuk membuka laptop dan menulis di blog itu kemungkinan yang sangat kecil, buka laptop hanya untuk tugas. That's it. Tapi dunia menulis masih cukup menghantui gue dengan adanya kerjaan dari UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang gue pilih, yaitu SKM (Surat Kabar Mahasiswa,promosi) UGM Bulaksumur, cukup membuat gue hidup, dalam artian hidup di dunia tulis menulis yang lama gue tinggalkan. Sekian cerita singkat perjalanan hidup gue di semester dua kuliah ini.

Liburan gue kali ini diawali dengan mengambil keputusan untuk nggak mengikuti "perjalanan" ke Kalimantan, walaupun kalo gue mencoba nggak bakalan diterima juga karena (sepertinya) harus ikut "perjalanan" yang sebelumnya. Lalu gue memutuskan bersama kedua teman gue yang lain untuk pergi ke pulau sebelah kanan pulau Jawa. Perjalanan kesana kita pilih dengan menaiki bus. Perjalanan yang cukup panjang, kita berangkat jam 15.00 dari Jogja dan sampai di pulau tersebut pukul 11.00 waktu setempat. Cukup lama untuk membuat pantat gue yang besar menjadi melebar. Sesampainya di pulau tersebut kita menunggu di terminal bus untuk dijemput oleh pemilik rental mobil yang telah kita pesan sebelumnya. Kondisi kita saat itu udah kumel, berantakan, dan bau, ditambah lagi kita bertiga pake behel dan belum sikat gigi selama hampir 24 jam. Sangat nggak disangka dengan kondisi kita ini, pemilik rental mobilnya datang dengan telfon gue sebelumnya, pas lagi di telfon dan gue nengok................... Jeng jeng, yang punya rental ternyata ganteng dan dia datang dalam keadaan rapi banget. Gue dan kedua temen gue bareng-bareng nengok ke si pemilik rental ini dengan mulut menganga (efek behel dan kagum) dan kalo kita ada di film mungkin ditambah efek angin cocok untuk ngibas-ngibas rambut kita. Akhirnya dengan kondisi tak senonoh kita, dengan senang hati kita mengikuti si pemilik-rental-ganteng ke mobil dan pergi menuju kantornya. Dari kantornya, kita dengan modal nekat pergi ke hotel di mana kita akan menginap, padahal diantara kita nggak ada yang tau jalanan di pulau tersebut. Dan setelah nyasar serta muter-muter akhirnya kita sampai di hotel yang sederhana di mana itu benar-benar kamar, hanya ada kasur dan beberapa aksesori yang menyertainya. Jika dirangkum perjalanan kami layaknya turis biasa, belanja-foto-pantai-belanja lagi-foto-pantai-belanja lagi lagi-foto-foto dan seterusnya. Namun, juga disertai dengan mobil menguap-mobil (agak nabrak)-mobil kena tilang-nyasar-nyasar lagi-dan banyak nyasar-nyasar lainnya. Modal nekat kita gue acungi jempol, untuk ukuran tiga cewek pergi tanpa ada yang menguasai daerah tersebut kita sangat berani mengambil resiko untuk nyetir sendiri selama disana.

Overall, it's an amazing trip!! We never planned it, but we did it. I'm gonna miss that moment despite all the problems that happened. Personally, I apologized to both of my friends, for my behaviour, I have my own reason why I act like that. But, thank you for Dian Astuti and Clara Adika for this trip! Thank you guys!

Sunday, May 15, 2011

Populer dan Tidak Populer

Ya judul diatas mungkin bisa menggambarkan sebagian kecil dari kehidupan saya, terutama dalam bidang pendidikan, yaitu untuk hal memilih. Saya selama bersekolah, dihadapkan oleh berbagai pilihan, dimulai dari memilih instansi pendidikan yang akan saya masuki sampai jurusan yang akan saya pilih. Semua itu berasal dari saya, tanpa ada paksaan atau hasutan orang lain.

Mengapa judul diatas seperti itu? Karena selama ini saya memilih, terutama jurusan yang selalu dianggap tidak populer. Banyak orang meragukan keputusan yang saya ambil ini, mereka meragukan akan jadi apa saya nanti jika mengambil jurusan tersebut? Sebagai penjelasan, saya saat SMA mengambil jurusan bahasa, jurusan ini tidak terlalu populer dibndingkan dengan jurusan yang umum ada. Pada awalnya saya sempat berkeinginan masuk IPS, tetapi apa daya semakin lama saya semakin tidak suka dengan mata pelajaran yang ada di jurusan tersebut. Lalu jatuhlah pilihan saya pada jurusan bahasa. Di jurusan ini saya bisa mengekspresikan diri saya apa adanya, saya merasakan ini memang pilihan yang saya ambil sendiri dan saya yakin jika saya menjalaninya dengan baik saya akan bisa menjadi seseorang.

Lalu muncul anggapan orang kalau dari jurusan bahasa saya akan susah masuk perguruan tinggi negeri, tetapi lihat? Saya berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri dengan usaha saya sendiri, walaupun lagi-lagi jurusan yang saya ambil dianggap tidak populer serta tidak menjanjikan untuk sukses. Ya, saya mengambil jurusan Antropologi Budaya saat kuliah. Bagi sebagian orang akan bertanya apa itu? Itu yang menggali fosil ya? Kalau itu arkeologi, jadi jelas kan betapa tidak populernya ilmu yang saya ambil ini di masyarakat umum?

Bagi saya sudah biasa jurusan yang saya ambil ini diremehkan orang. Namun, kembali lagi pada pertanyaan inti, sebenarnya apa itu sukses? Siapa yang menentukan? Jurusankah? Memang tak dapat dipungkiri jurusan mempengaruhi, tetapi individu itu sendiri pengaruhnya lebih besar dari apapun. Sukses itu ditentukan dari diri kita sendiri. Bagi saya, populer atau tidak populer jurusan yang kalian ambil, yakinlah dengan itu. Yakinlah bahwa jurusan yang kalian ambil memang kalian sukai dan kalian minati, sehingga kalian akan menjalaninya dengan nyaman. Karena berawal darisana kalian nantinya akan mendapatkan kesuksesan. Jadi jangan takut mengambil keputusan untuk memilih jurusan, karena kalian sendiri yang akan menjalani semua itu, yakin dan berani, sebab sukses diawali dari keyakinan serta keberanian mengaambil keputusan :)

Thursday, May 12, 2011

Dream ; mimpi

Dream atau yang biasa kita gunakan dengan kata mimpi adalah suatu hal yang akan selalu terpatri di dalam diri kita. Bukanlah suatu rahasia jika setiap orang di dunia ini pasti memiliki suatu mimpi, tak ada hal yang dapat membatasi itu. Bagi saya sebuah mimpi bukan hanya "sebuah", tetapi mimpi yang harus kita miliki dalam hidup, buatlah itu lebih dari sekedar "sebuah".

Seseorang yang mempunyai suatu mimpi kadang diremehkan, dianggap mimpi yang dimilikinya itu terlalu tinggi, dan tidak mungkin terwujud. Apakah salah jika seseorang itu memiliki mimpi yang tinggi? Bagi saya itu tidak salah, saat kalian memiliki suatu mimpi di dalam hidup, berarti kalian memiliki suatu tujuan di dalam hidup ini, kalian tahu apa yang ingin kalian lakukan. Mimpi itu tidak salah, selama kita bermimpi, harus disertai tindakan, serta usaha yang membantu untuk terwujudnya mimpi itu. Kalau kita hanya bermimpi tanpa berbuat, sama saja hanya sebuah omong kosong.

Memiliki sebuah mimpi sepertinya suatu hal yang mudah, kalian hanya perlu pikirkan suatu hal yang kalian mau, lalu itu menjadi suatu mimpi. Namun, sadarkah kalian bahwa sebenarnya mimpi itu juga bukan suatu hal yang mudah? Disaat kalian memiliki sebuah mimpi, mimpi itu akan disertai dengan tanggung jawab atas mimpi yang kalian inginkan, komitmen kalian terhadap mimpi itu, serta kesungguhan kalian dalam mencapai mimpi itu. Lalu muncul hal yang paling penting, yaitu percaya. Percaya bahwa mimpi kalian itu dapat terwujud suatu hari nanti, sebab suatu mimpi dapat terwujud melalui proses.

Saya sendiri terinspirasi menulis mengenai sebuah mimpi dari teman saya. Saya tahu bagaimana ia memiliki mimpi untuk dapat pergi ke Jerman, negara yang sangat ia sukai. Berawal dari suatu mimpi yang kemudian membawanya ke kenyataan, ia dapat pergi ke negara tersebut dengan usahanya sendiri. Saya sendiri sementara ini hanya mimpi-mimpi kecil yang bisa terwujud. Mimpi kecil ini tetap saya syukuri, sebab berawal dari mimpi yang kecil ini, nantinya akan membawa kita pada mimpi yang besar.

Jadi yakinlah pada mimpi yang kalian punya, entah itu mimpi kecil, besar, jangan pedulikan itu. Yakin bahwa mimpi itu akan terwujud dan tetap berusahalah untuk mencapainya.

Karena kita dapat hidup, salah satunya dengan mimpi :)

Wednesday, April 27, 2011

HALO!

Siapa bilang saya lama tidak menulis? Saya tetap menulis, hanya saja tidak dalam blog ini. Beberapa tulisan belum diterbitkan, jadi belum saya masukkan ke dalam blog ini. Jadi silahkan dibaca saja salah satu karya selama saya off dari dunia blog,

http://historiografi.co.tv/kemudahan-dan-membodohkan.html

selamat membaca :)

Monday, March 28, 2011

Kesibukan memakan waktu.
Permasalahan waktu menjauhkan individu.
Dunia baru seorang individu mengalihkan pikirannya akan hal lama.
Saat hal lama yang dirindukannya datang, mereka sedang teralihkan oleh kesibukan.
Penemuan baru yang disebut teknologi, nyatanya sulit untuk dipercaya dapat menyatukan.
Kenyataan sulit untuk diterima.
Namun, menerima adalah bagian dari pendewasaan.
Pendewasaan adalah bagian dari kehidupan.


- Bagian kecil kesadaran, bahwa semua yang dulu dekat tidak selamanya bisa selalu dekat. Ada saat di mana kita harus sadar bahwa mereka semakin dewasa dan memiliki kehidupan sendiri. Sebagai individu dalam pendewasaan, kita harus menerima keadaan ini, tanpa harus menjauhkan diri dari mereka. Waktu memang kadang menguji. Namun, kepercayaan dalam pertemanan itu adalah kunci.